Pages

Selasa, 24 Juli 2012

Seperti Inilah Kehidupan Para ABG Indo (Peranakan Bule) Di Batavia Pada Masa Kolonial (Foto)

Loading image...

Negara kita pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Saat masa kolonial Belanda, negara kita bernama Hindia Belanda (Dutch East Indies).

Pada masa kolonial tersebut kondisi kehidupan sosial masyarakat di Hindia Belanda, khususnya Batavia amat kental diskiriminasi alias pengkotak-kotakan. Hal ini amat merugikan masyarakat pribumi, karena menempati kasta yang paling bawah. masyarakat pribumi disebut Inlander.

Kaum pria pribumi, walaupun ia berasal dari golongan bangsawan/elit tidak diperbolehkan menjalin hubungan khusus dengan para gadis dan wanita kulit putih (dalam hal ini belanda. Namun, para lelaki kulit putih bebas untuk memperistri para wanita lokal atau bahkan menjadikan mereka sebagai gundik. Sebab, para wanita Indonesia memang telah terkenal akan kecantikannya di mata para tuan-tuan kulit putih.

Nah, dalam sistem pengkastaan ini, ada satu golongan unik yang derajatnya diatas para Inlander (pribumi) dan diatas para pedagang China, yaitu golongan Indo. Mereka adalah golongan masyarakat berdarah campuran Eropa (Belanda, Belgia, Perancis, Jerman).

Banyak pertanyaan yang menggelitik tentang bagaimana kehidupan golongan "unik" ini pada masa kolonial di Batavia? Yuk mari kita lihat koleksi foto-foto berikut ini:















Kita bisa lihat dan menangkap bagaimana kehidupan mereka di Hindia Belanda (Batavia) pada tahun 1930-an dari koleksi foto-foto tersebut yang dipamerkan di Tropenmuseum, Amsterdam. Museum yang "beraliran" Antropologis ini merupakan salah satu museum terbesar di Amsterdam yang berdiri sejak tahun 1864.

Foto-foto diatas sedikit banyak menggambarkan bagaimana kehidupan para ABG (khususnya ABG Indo) pada zaman kolonial. Beda sekali dengan berbagai golongan ABG saat ini yang labil sehingga disebut ABG labil (ababil).
(Tropenmuseum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sumbalinga

"Saya tidak takut pada orang yang berlatih sekali untuk 10.000 tendangan, tapi saya takut pada orang yang berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali"
Bruce lee