Pages

Selasa, 02 Oktober 2012

Kebiri Ternyata Rahasia Umur Panjang Para "Kasim"


Hung Chung Chih / Shutterstock.com
SEOUL, KOMPAS.com — Ada cara agar laki-laki punya potensi umur lebih panjang. Namun, cara tersebut mungkin sulit dilakukan kebanyakan orang. Kenapa? karena caranya adalah dikebiri.
Temuan tersebut merupakan hasil riset para peneliti Korea. Mereka menemukan bukti-bukti bahwa parakasim yang hidup beberapa abad yang lalu hidup lebih lama dari kebanyakan laki-laki di sekitarnya.
Kasim adalah sebutan untuk pelayan istana yang bertugas sebagai penjaga tempat tidur bagi keluarga kerajaan. Untuk menjadi kasim, mereka harus dikebiri sehingga nafsu seksualnya hilang. Ini dilakukan oleh pihak kerajaan agar dalam menjalankan tugasnya mereka tidak berzinah dengan putri atau selir raja.
"Temuan ini menambah petunjuk penting untuk memahami adanya perbedaan rentang usia harapan hidup laki-laki dan perempuan," kata Kyung-Jin Min dari Inha University.
Penelitian dilakukan dengan mempelajari silsilah Kekaisaran Korea saat dipimpin oleh Dinasti Chosun (1392-1910). Seorang kasim diizinkan untuk menikah dan memiliki keluarga, dan mengadopsi anak laki-laki atau perempuan saat itu.
Berdasarkan hasil penelitian dari catatan-catatan silsilah tersebut, Min dan rekannya, Cheol Koo-Lee, dari Korea University menemukan bahwa para kasim bisa hidup 14 sampai 19 tahun lebih lama dari laki-laki lainnya.
Di antara 81 kasim yang mereka teliti, tiga di antaranya hidup sampai usia 100 tahun bahkan lebih. Angka harapan hidup yang lebih tinggi itu tidak terkait dengan gaya hidup karena para kasim umumnya lebih banyak menghabiskan waktunya di luar istana ketimbang di dalam istana.
Bahkan, kenyataan lainnya yang mereka temukan adalah, raja-raja dan anggota kerajaan laki-laki lainnya justru memiliki usia yang pendek. Biasanya mereka hanya hidup sampai usia empat puluhan tahun.
Kesimpulannya, aktivitas hormon seks laki-laki mungkin turut memperpendek usia seorang laki-laki. Tim peneliti ini memublikasikan temuannya dalam jurnal Current Biology.
Sumber :
Editor :
Tri Wahono


Patung Buddha Kuno Ini "dari Luar Angkasa"

Discovery
Patung Budha kuno yang ditemukan pada masa Nazi terbuat dari meteorit. patung ini diduga diukir 1000 tahun lalu oleh budaya Bon pra Budha
STUTGART, KOMPAS.com — Seorang ilmuwan asal Jerman menemukan sebuah patung Buddha kuno yang asal-usulnya dari luar angkasa.
Namun, jangan salah mengira dulu kalau itu patung buatan alien. Patung tersebut dibuat manusia di Bumi, hanya saja material yang digunakan dari bahan meteorit.
Patung tersebut terbuat dari ataxite, jenis meteorit besi yang memiliki kandungan nikel tinggi. Sosok yang terpahat adalah Vaisravana, dewa yang dalam agama Buddha dipercaya sebagai Dewa Kekayaan dan Dewa Perang.
"Patung ini dipahat menggunakan sebuah meteorit besi, dari fragmen meteorit Chinga yang menabrak daerah perbatasan antara Mongolia dan Siberia sekitar 15.000 tahun yang lalu," kata Elmar Buchner dari Stuttgart University, Jerman.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science, Buchner dan rekannya menuliskan analisis geokimia tentang "Buddha dari Luar Angkasa" yang jika dibaca mirip sekali dengan cerita dalam film Indiana Jones.
Patung setinggi 9,5 inci tersebut ditemukan pada tahun 1938 pada sebuah ekspedisi yang mendapat dukungan dari Kepala SS, Heinrich Himmler, dan dipimpin oleh seorang ahli zoologi, Ernst Schafer, dalam rangka ekspedisi menjelajahi Tibet untuk mencari asal-usul atau akar dari bangsa Aria.
Setelah tiba di Jerman, patung yang disebut juga sebagai "Iron Man" tersebut menjadi koleksi pribadi. Tidak sampai tahun 2009, para ilmuwan bisa mempelajari patung tersebut karena patung ini kemudian dilelang oleh pemiliknya.
Bobot patung ini diketahui 23 kilogram. Patung ini tidak diukir menggunakan bahan yang biasa. Buchner dan rekannya menuliskan bahwa seniman yang membuat patung ini menggunakan meteorit yang sangat keras, dan mungkin telah mengetahui bahwa material ini adalah material khusus.
"Jatuhnya meteorit telah ditafsirkan sebagai pesan Ilahi oleh beraneka ragam budaya sejak zaman prasejarah" tulis mereka.
Menurut Buchner, patung tersebut kemungkinan diukir sekitar 1.000 tahun yang lalu oleh budaya Bon, yakni budaya pra-Buddha pada abad ke-11. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti asal dan usia patung yang tepat.
"Sementara puing-puing pertama secara resmi ditemukan pada tahun 1913 oleh seorang prospektor emas, kami percaya bahwa ini merupakan fragmen meteorit individu yang dikumpulkan berabad-abad sebelumnya," kata Buchner.
Meskipun meteorit yang lainnya dikenal untuk penyembahan dan terinspirasi dari budaya kuno, patung ini cukup unik.
"Ini adalah sebuah ilustrasi dari figur manusia yang dipahat pada meteorit, yang berarti kita tidak memiliki apa pun untuk membandingkan ini ketika kita kaji nilainya," kata Buchner.
"Sejarah ini bisa saja dihargai senilai 20.000 dollar AS. Namun jika estimasi kami benar bahwa usianya hampir seribu tahun, maka itu bisa lebih berharga lagi," katanya.
Sumber :
DISCOVERY
Editor :
yunan



Nenek Moyang Kecoa Teridentifikasi

PLoS ONE
Rekonstruksi serangga purba yang diduga merupakan nenek moyang kecoa
MANCHESTER, KOMPAS.com — Para ilmuwan dari Universitas Manchester berhasil mengidentifikasi dan merekonstruksi dua serangga purba nenek moyang kecoa yang diperkirakan hidup 305 juta tahun yang lalu.
Ilmuwan memindai fosil yang terdapat dalam sebuah batu kecil menggunakan CT Scanner dengan 3.000 sinar-X agar dapat melihat hingga detail terkecil serangga.
Dengan proses tersebut, ilmuwan mampu mendapatkan 2.000 preparat yang menunjukkan penampang lintang hewan tersebut. Berdasarkan observasi tersebut, ilmuwan membuat rekonstruksi tiga dimensi dari spesies yang dimaksud.
Kedua spesies yang direkonstruksi adalah anggota dari kelompok Polyneoptera. Golongan itu meliputi kelompok kecoak, belalang, dan jangkrik. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Russell Garwood dari School of Material di Universitas Manchester menuturkan, masih sulit menentukan hubungan kekerabatan dua spesies itu. Pasalnya, perilaku serangga berubah seiring morfologinya yang berubah saat metamorfosis.
Salah satu spesies yang diidentifikasi merupakan serangga yang memiliki banyak duri di permukaan tubuhnya. Menurut ilmuwan, jenis ini adalah spesies baru yang sudah tidak bisa lagi ditemui saat ini.
Spesies lain yang diidentifikasi terawatkan sangat baik di alam. Spesies itu hidup di masa lalu dengan memakan sampah yang telah membusuk di permukaan tanah atau lantai hutan.
Garwood, seperti dikutip Daily Mail, Jumat (27/9/2012), mengatakan, "Kami berharap bahwa pekerjaan ini akan memungkinkan kita untuk lebih memahami biologi dan perkembangan serangga purba ini dan melihat bagaimana inovasi besar muncul setelahnya."
"Ini adalah langkah yang masih sangat awal dan saya akan menghabiskan beberapa tahun ke depan untuk melihat fosil yang lainnya untuk mendukung riset ini," kata Garwood.
Sumber :
Editor :
yunan



Inilah Pemandangan Terjauh Jagat Raya

NASA
eXtreme Deep Field (XDF) menyuguhkan citra galaksi paling jauh dan paling redup di semesta.
CALIFORNIA, KOMPAS.com — Teleskop antariksa Hubble mengabadikan citra yang mengagumkan, pemandangan terjauh di jagat raya. Pemandangan ini mengungkap ribuan galaksi berjarak miliaran tahun cahaya dari Bumi.

Citra yang dihasilkan disebut eXtreme Deep Field (XDF). Citra dihasilkan dari kombinasi pengamatan teleskop Hubble selama 10 tahun pada sepetak langit. Beberapa galaksi yang diungkap lewat citra ini bahkan sepermiliar lebih redup dari yang bisa dilihat manusia.

XDF adalah sekuel dari citra Hubble Ultra Deep Field yang diambil tahun 2003 dan 2004. Namun, XDF menyuguhkan citra yang lebih jauh hingga masa 13,2 miliar tahun yang lalu. Semesta sendiri tercipta 13,7 miliar tahun lalu lewat Big Bang.

"XDF adalah citra yang paling dalam yang pernah didapatkan dan mengungkap galaksi paling jauh dan redup yang pernah dilihat," kata Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz.

"XDF memungkinkan kita mengeksplorasi waktu jauh ke belakang," tambah pimpinan invesgitasi Hubble Ultra Deep Field tahun 2009 ini, seperti dikutip Space.com, Selasa (25/9/2012).

Dalam citra tersebut, terungkap ragam bentuk galaksi, mulai yang berbentuk spiral seperti Bimasakti, hingga yang berupa gumpalan, sebagai hasil dari tumbukan antar-galaksi. Galaksi yang kecil dan redup yang bisa jadi merupakan biji dari galaksi saat ini pun tampak.

XDF sebenarnya hanya menyuguhkan galaksi yang berada di bagian selatan konstelasi Formax. Area wilayah ini hanya sepersekian dari area Bulan Purnama. Di wilayah itu saja, Hubble sudah mengungkap 5.500 galaksi.

XDF pun mengungkap galaksi termuda yang pernah ada, berumur hanya 450 tahun lebih muda dari Big Bang. Hubble diluncurkan pada tahun 1990 atas kerja sama Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA dan European Space Agency.
Sumber :
Editor :
yunan



Ikan "Monster" Punya Penis Bercabang Empat


NC State
Foto penis ikan Gambusia quadruncus yang diperbesar, menunjukkan bahwa penis ikan tersebut bercabang empat.
CALIFORNIA, KOMPAS.com - Ilmuwan menemukan spesies ikan baru di Meksiko. Pejantan spesies itu bagaikan monster karena memiliki kelamin serupa penis bercabang empat berbentuk seperti kait. Kelamin yang bercabang memudahkannya "memegang" si betina selama perkawinan.
Ikan yang hidup di air tawar itu dinamakan Ilanos mosquitofish atau Gambusia quadruncus. Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Brian Langerhans dari North Carolina State University memublikasikan temuan itu di Journal of Fish Biology.
Langerhans menjelaskan, alat kelamin jantan yang memiliki kait ini mungkin saja merupakan salah satu cara merespon atau menolak serta pertahanan dirioleh individu betina.
"Biasanya, reproduksi adalah sesuatu yang 'mahal' bagi betina, jadi para betina memilih untuk mengurangi reproduksi dengan pasangan jantan yang kurang berkualitas. Sebaliknya, bagi pejantan, reproduksi adalah sesuatu yang murah, sehingga pejantan berupaya kawin dengan sebanyak mungkin betina," kata Langerhans seperti dikutip Livescience, Kamis (27/9/2012).
Betina spesies Gambusia quadruncus memiliki jaringan berbentuk bola besar yang menutupi sebagian besar pori genital. Alat kelamin bercabang empat ini bisa membantu ikan jantan  mengatasi halangan itu dan sukses mentransfer sperma ke tubuh betina. Fertilisasi Gambusia quadruncus berlangsung internal atau di dalam tubuh.
Spesies dengan keunikan pada alat kelaminnya bukan pertama kali ditemukan. Juli lalu, ilmuwan memublikasikan temuan ikan dengan kelamin di kepala di jurnal Zootaxa. Spesies itu ditemukan di Vietnam.
Selain keunikan pada kelamin, Langerhans juga menguraikan kekhasan lain Gambusia quadruncus. Anus betina spesies ini berwarna-warni. Ia menguraikan, hal itu merupakan adaptasi untuk memberi petunjuk pada pejantan dimana letak pori genital serta menyatakan status reproduksi. Fitur itu juga berguna mencegah cross-breeding.
Sumber :
LiveScience
Editor :
yunan


Bukti Terkuat Adanya Air di Mars

NASA
Jejak Aliran Air di Mars yang diambil dengan lensa kamera Mastcam milik Curiosity pada 14 September 2012 dan dirilis oleh NASA pada 27 September 2012.
LOS ANGELES, KOMPAS.com — Jejak aliran air ditemukan di Mars. Robot Curiosity mengirimkan citra batuan yang menunjukkan bahwa air pernah mengalir di planet yang diperkirakan dapat mendukung kehidupan tersebut.

Beberapa bukti yang menunjukkan aliran air pernah ada di Mars memang sudah didapatkan. Namun, bukti yang didapatkan Curiosity adalah yang terkuat, menunjukkan adanya batuan dan kerikil yang berbentuk melingkar, diduga oleh aliran air.

"Ada aliran yang cukup kuat di permukaan Mars. Kami senang dengan penemuan kini," kata John Grotzinger dari California Institute of Technology (Caltech) yang terlibat misi seperti dikutip AP, Kamis (27/9/2012).

Menurut ilmuwan, batuan dan kerikil kemungkinan besar dibawa oleh air dari jarak yang cukup jauh.

Rebecca Williams dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, yang merupakan anggota tim peneliti misi Curiosity mengatakan bahwa berdasarkan ukurannya, tak ada kemungkinan batuan dibawa oleh angin.

Curiosity memang tidak menggunakan instrumen teknologi tinggi yang dimiliki untuk mengebor batuan dan menganalisis komposisi kimianya. Namun, cukup dengan melihat citra yang dikirimkan, Grotzinger yakin bahwa air berperan dalam transportasi batuan itu.

Mars saat ini memang berupa gurun kering. Namun, studi geologis sebelumnya mengungkap bahwa dahulu Mars lebih basah dan hangat, memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.

Bill Dietrich dari University of California, Berkeley, mengungkapkan bahwa belum diketahui berapa lama air ada di Mars. Namun, diperkirakan air cair bisa berada di planet merah selama ribuan hingga jutaan tahun.

Penemuan jejak aliran air di Mars ini adalah awal yang baik bagi Curiosity. Wahana ini sendiri salah satunya bertugas menyelidiki kemungkinan Mars mendukung kehidupan mikroba.

Untuk mendukung kehidupan, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni adanya air dalam bentuk cair, energi seperti dari Matahari, dan adanya molekul organik.

Meski wilayah jejak aliran alir tersebut ditemukan mungkin dapat mendukung kehidupan, ilmuwan tak yakin bahwa tempat tersebut bisa mengawetkan molekul organik. Karenanya, ilmuwan tetap akan terus mengarahkan Curiosity ke Gunung Sharp, tempat yang diduga lebih potensial untuk penemuan molekul organik.

Curiosity mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 lalu di Kawah Gale, Mars. Sejak mendarat, Curiosity telah mengirimkan beberapa gambar menarik, termasuk gambar dirinya sesaat setelah mendarat danjejak perjalanannya di Mars. Tujuan utama Curiosity adalah Gunung Sharp, gunung yang menjulang dari Kawah Gale. Curiosity adalah misi 2 tahun berbiaya 2,5 juta dollar AS.
Sumber :
AP
Editor :
yunan



Teori Baru Mengapa Pria Suka Payudara


Creative Commons Attribution
Pria diprogram untuk menyukai payudara wanita. Stimulasi payudara merangsang keinginan wanita untuk bersatu dengan pasangannya.
ATLANTA, KOMPAS.com — Sudah menjadi rahasia umum jika payudara wanita menjadi hal yang menarik di mata pria. Tahukah Anda? Ternyata hal ini bukanlah tanpa alasan, bahkan bisa dijelaskan secara ilmiah. Seorang profesor psikiatri dari Emory University, Larry Young, menguraikan hal ini dari sudut pandang neurologi dan evolusi.

Young mengungkapkan, ada sirkuit saraf pada manusia yang berevolusi, dari semula berfungsi menguatkan hubungan ibu dan bayinya menjadi mendukung interaksi antara pria dan wanita.

Saat stimulasi puting payudara pada proses penyusui, perempuan dibanjiri hormon oksitosin atau "candu cinta". Hormon ini berfungsi meningkatkan perhatian dan afeksi sehingga wanita menyusui fokus pada bayinya.

Namun, studi terbaru menunjukkan, stimulasi puting juga berkaitan dengan gairah seksual wanita. Stimulasi puting juga mengaktifkan area yang sama dengan stimulasi pada klitoris dan vagina.

Ketika pria menyentuh puting wanita dengan pijatan, perempuan juga melepaskan hormon oksitosin, seperti halnya ketika distimulasi oleh bayi saat menyusui. Namun dalam konteks ini wanita akan fokus pada pasangannya, menguatkan keinginan untuk bersatu.
Dengan kata lain, pria bisa membuat wanita lebih bergairah dengan menstimulasi putingnya selamaforeplay dan hubungan seksual. Evolusi membuat pria seperti memiliki keharusan untuk melakukannya.

"Evolusi telah melakukan seleksi pada organisasi otak pria sehingga menjadi tertarik dengan payudara wanita secara seksual karena hasilnya mengaktifkan sirkuit saraf pada wanita, membuat wanita merasa lebih terikat kepadanya," kata Young seperti dikutip Livescience, Rabu (26/9/2012).
Pertanyaan selanjutnya, mengapa evolusi ini hanya terjadi pada manusia dan tidak terjadi pada mamalia lain? Young melihat hal itu terjadi karena manusia membentuk hubungan monogami, sedangkan 97 persen mamalia tidak.

"Kedua, mungkin ada hubungannya dengan postur badan manusia yang tegak dan bisa melakukan hubungan seksual secara face to face, yang memberikan lebih banyak kesempatan untuk menstimulasi puting saat berhubungan seksual," ungkap Young.
Kritik teori Young ini muncul dari antropolog Rutgers University, Fran Mascia Lees. Ia mengatakan, tak semua pria tertarik pada payudara. Di budaya Afrika, misalnya, perempuan tidak menutupi dada mereka, dan laki-laki juga tampaknya bersikap biasa saja.
Menanggapi hal itu, Young mengatakan bahwa hanya karena payudara tidak ditutupi dalam kebudayaan tertentu, bukan berarti lantas aktivitas memijat dan merangsang payudara tidak menjadi bagian dari foreplay dalam kebudayaan tersebut. Sampai saat ini belum ada penelitian tentang stimulasi payudara sebagai foreplay dalam konteks antropologi.
Young mengelaborasi teori kecintaan pada payudara dan aspek neurologis lain dari seksualitas manusia dalam bukunya yang berjudul The Chemistry Between Us yang ditulis oleh Brian Alexander.
Editor :
yunan


Tomo, 11 Tahun Setia Menjaga Maleo


KOMPAS.com/ RONNY BUOL
Tomo menemukan sebutir telur Maleo di lubang spot kedua. Dia lalu mencatat waktu ditemukan, memberi nomor dan menimbangnya.
MANADO, KOMPAS.com - Dulu Tomo Lumamay (46) adalah seorang pemburu telur Maleo. Kini, sudah 11 tahun dia mendedikasikan hidupnya menjadi penjaga Pos Penelitian Maleo di Muara Pusian yang dibangun Wildlife Society Indonesia Program (WCSIP) Sulawesi Utara. Lokasinya berada di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), tepatnya di Desa Pusian, Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow.

"Burung-burung liar itu sudah seperti peliharaan saya," kata Tomo, Kamis (27/09/2012) subuh ketika bersiap menuju spot pengamatan tempat Maleo bertelur di dekat bentaran Sungai Dumoga yang membela TNBNW.

Setiap pagi Tomo harus mengintai di bangunan pengintai yang dibangun oleh WCS. Lelaki berpostur kecil ini harus duduk diam berjam-jam tanpa banyak bergerak untuk menunggu datangnya Maleo bertelur. "Mereka sangat sensitif, jika tahu ada orang, burung itu akan langsung terbang," kata Tomo.

Dia melengkapi dirinya dengan sebuah tas kecil yang sudah agak lusuh. "Tas ini sudah cukup lama," katanya sambil tersenyum.

Dalam tas itu berisi, buku catatan, pena, serta alat timbangan. "Saya harus mencatat semua hasil pengamatan saya di buku ini," kata Tomo sambil memperlihatkan buku kecilnya.

Catatannya merupakan sebuah log yang sangat berharga. Selama 11 tahun, Tomo mencatat berapa ekor Maleo yang terlihat, berapa jumlah telur yang dilepas dan semua data yang berkaitan.

Seperti pada sore sebelumnya, Tomo menemukan sebutir telur Maleo di lubang spot kedua. Dia lalu mencatat waktu ditemukan, memberi nomor dan menimbangnya. "Ini merupakan telur yang ke 4.386.yang saya temukan sejak tahun 2001 saya dipercaya menjadi penjaga Maleo disini," ujarnya dengan wajah gembira.

Bersama dengan tiga butir telur yang didapatnya pada pagi hari, telur-telur itu lalu ditanamnya kembali di hatchery --tempat khusus penetasan yang sengaja dibuat oleh WCS. "Kami sengaja membuat semacam kandang yang dipagari dan dikunci untuk memproteksi telur-telur Maleo dari ancaman predator dan pencurian," ujar Iwan Honuwu yang menjadi Project Manager WCS Maleo Project.
Tomo hanyalah warga desa yang lulusan sekolah dasar tanpa pendidikan tinggi, tapi peduli dengan kelestarian salah satu satwa yang terancam kepunahannya
Sebab, jika tidak dipindahkan, telur-telur tersebut akan dimakan oleh biawak.

Burung Maleo yang ada di TNBNW merupakan jenismacrocephalon maleo yang dilindungi undang-undang konservasi karena populasinya terancam. "Jenis ini merupakan endemik Sulawesi. Populasinya terancam karena dulu telurnya diambil untuk dijual. Ukuran telurnya yang raksasa membuat nilai jual sebutir telur Maleo menjadi mahal," ujar Iwan.

Lewat Maleo Project yang diprakarsai oleh WCS IP Sulut, kini maleo-maleo tersebut punya penjaga sendiri. "Sehari dua kali saya harus datangi dua spot tempat maleo bertelur, di pagi hari dan kembali pada sore hari, karena di waktu-waktu itulah mereka datang bertelur," ujar Tomo.

Maleo merupakan burung khas yang ketika akan bertelur, sepasang Maleo akan mencari tempat yang bisa digali untuk mengubur telurnya. "Mereka akan mencari tempat yang bisa menghasilkan panas, karena mereka tidak mengerami telurnya," ujar Iwan.

Yang menarik, Maleo yang ada TNBNW memilih bertelur di spot yang ada karena kedekatan spot tersebut dengan panas bumi. "Hal itu terindikasi dengan uap yang keluar dari beberapa titik di air sungai. Kami menduganya, Maleo bisa mendeteksi keberadaan panas bumi," ujar Iwan menjelaskan.

Berbeda dengan jenis Maleo di tempat lain, Maleo yang ada di kawasan Pos Penelitian Muara Pusian milik WCS, menggali lubang yang cukup dalam, lalu meletakkan telurnya kemudian menimbunnya. Sementara jenis Maleo yang lain, menimbun telurnya dengan gundukan keatas.

"Yang jenis itu mengumpulkan panas dari kondensasi yang dihasilkan gundukan timbunan yang dibuatnya. Tapi Maleo di sini tahu persis bahwa pasir yang mereka pakai menimbun telur mengandung panas," jelas Iwan lagi.

Selain memonitoring dan mencatat, Tomo juga bertugas mengawasi dan mengamati tempat penetasan. Telur yang ditemukannya, ditanam kembali di haitchery. "Rata-rata dalam 64 hari, telur-telur itu akan menetas sendiri. Anak Maleo yang ditetaskan akan mengali sendiri lubangnya, lalu keluar ke permukaan tanah. Tugas saya melepaskannya kembali ke alam bebas," ujar Tomo.

Iwan menambahkan, dari catatan yang mereka miliki, dengan teknik perlindungan seperti ini tingkat keberhasilan penetasan telur mencapai 60 persen. "Kami sama sekali tidak menganggu proses alami siklus bertelur Maleo. Yang kami lakukan hanyalah memberikan proteksi, sebab jika tidak, ancaman predator sangat tinggi," jelas Iwan lagi.

Pengabdian Tomo terhadap pelestarian Maleo patut diberi apresiasi. Bersama istri dan lima orang anaknya, dia setia tinggal di tengah hutan Desa Pusian di bangunan kecil dan sederhana yang dibangun oleh WCS. "Saya bahagia menjadi bagian dari project ini," ujarnya.

WCSIP Maleo Project mensuplai kebutuhan hidup Tomo dan keluarganya. "Tidak banyak, tapi cukuplah bagi kami untuk tetap hidup," timpal istrinya yang setia mendampingi Tomo.

Tomo menceritakan pernah suatu waktu, suplai dana dari WCS sempat tersendat. "Saya dan istri terpaksa harus mencari sendiri kebutuhan hidup kami selama empat bulan. Tapi kami tetap setia dan semangat menjaga Maleo-maleo itu," ceritanya.

Apa yang sudah dilakukan oleh Tomo dan WCSIP menjadi contoh sebuah pengabdian kepedulian tindakan nyata terhadap konservasi kekayaan keanekaraman hayati yang kita miliki.

Tomo hanyalah warga desa yang hanya lulus sekolah dasar tanpa pendidikan tinggi, tapi peduli dengan kelestarian salah satu satwa yang terancam kepunahannya jika tidak dilindungi. 
Editor :
Glori K. Wadrianto


Efek Klinis Produk Transgenik Belum Diuji


www.culanth.org
Ilustrasi : Pertanian Transgenik
JAKARTA, KOMPAS.com - Efek klinis produk rekayasa genetika impor, seperti jagung dan kedelai, hingga saat ini belum pernah diuji. Kalaupun ada, hal itu belum pernah dipaparkan secara terbuka sehingga terakses publik.

Menyusul temuan tumor pada mencit (tikus percobaan) yang diberi jagung transgenik di Perancis oleh Gilles-Eric Seralini dan tim, pengujian serupa mendesak dilakukan di Indonesia. Sejumlah produk impor hasil rekayasa genetika sudah masuk ke Indonesia, yang terakhir adalah benih jagung Bt dan RR produksi Monsanto yang mengantongi sertifikat keamanan pakan.

”Pengujian (efek) klinis produk transgenik impor diperlukan untuk pencarian opini kedua. LIPI sanggup melakukannya,” kata anggota Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika (KKH PRG), yang juga Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bambang Prasetya, di Jakarta, Senin (1/10/2012).

Menurut Bambang, dasar penerimaan produk pangan selama ini yang diindikasikan sebagai transgenik masih berupa data laboratorium dari pihak produsen. Pengujian berikutnya tidak dilakukan. ”Pengujian efek klinis dibutuhkan lagi setelah tahu ada penelitian jagung transgenik bisa mengakibatkan tumor atau kanker,” ujarnya.

Seperti diberitakan, sejumlah kalangan di negara-negara Eropa menentang produk transgenik. Apalagi setelah penelitian menunjukkan dampak buruk jagung transgenik pada mencit meskipun sejumlah kalangan meragukan hasil penelitian tersebut.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Siti Nuramaliati Prijono menegaskan, Indonesia menandatangani Deklarasi Rio tahun 1992, di antaranya mengakui prinsip dasar penanganan produk rekayasa genetika yang menekankan kehati-hatian.

”Prinsip ini mengakui ada potensi dampak lingkungan, ekonomi-sosial, dan kesehatan,” kata Siti. Oleh karena itu, keberadaan penelitian lebih lanjut terhadap produk transgenik diperlukan (Kompas, 25/9).

Tak terburu-buru

Menanggapi hasil penelitian dampak jagung transgenik terhadap mencit di Perancis, pihak Kementerian Pertanian tak akan terburu-buru bersikap.

”Kami akan teliti dulu siapa penelitinya, latar belakangnya, metode yang dipakai, serta pengambilan sampel,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono.

Ketua KKH PRG Agus Pakpahan menyatakan, pihaknya tidak akan defensif terhadap temuan itu.

Ia menegaskan, hasil penelitian empiris perlu pembuktian yang lebih lengkap, termasuk dari peer review dan proses keilmuan lainnya. Tim Teknis Keamanan Hayati pada KKH PRG telah memperhatikan hasil riset Gilles-Eric Seralini terdahulu.

Sementara itu, peneliti tanaman transgenik pada Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan, uji efek klinis produk transgenik di Indonesia tetap diperlukan demi keamanan pangan. Namun, mempertanyakan hasil penelitian itu juga dibutuhkan, seperti mempertanyakan kondisi mencit yang digunakan untuk uji coba.

Hal yang juga tidak kalah penting adalah memasang label khusus pada produk transgenik yang diimpor ke Indonesia.

(NAW/ISW/MAS)
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
yunan


Ini Rahasia Hidup "Cumi-cumi dari Neraka"

Steve Downer
Cumi-cumi vampir atau dari neraka (Vampyroteuthis infernalis)
PARIS, KOMPAS.com - Para biolog berhasil mengungkap rahasia hidup spesies Vampyroteuthis infernalis atau yang disebut cumi-cumi vampir ataupun cumi-cumi dari neraka. Berbeda dengan jenis cumi-cumi lainnya, jenis cumi ini ternyata termasuk golongan pengurai.

Cumi-cumi vampir adalah satu-satunya cumi-cumi dalam ordo Vampyromorpha, dideskripsikan pada tahun 1903. Cumi ini berukuran sekitar 13 cm, hidup di perairan sedang hingga tropis pada kedalaman 600-900 meter dimana oksigen hanya terdapat dalam jumlah minimal.

Jenis cumi-cumi unik ini menggunakan mata raksasa sebesar 2,5 cm untuk mendeteksi gerakan makhluk lain di sekitarnya. Untuk melindungi diri dari predator, cumi-cumi ini memiliki kemampuan mengeluarkan cahaya (bioluminescence( berwarna biru.

Dalam publikasi di jurnal Proceeding of the Royal Society B, kelompok ilmuwan dari California mengungkapkan hasil penelitiannya selama 30 tahun lewat pengamatan dengan robot selam, penelitian laboratorium maupun lewat pembedahan.

Seperti diberitakan AFP, Selasa (25/9/2012), penelitian mengungkap bahwa cumi-cumi jenis ini tidak memakan makhluk hidup. Berdasarkan pembedahan saluran cerna dan pengamatan feses, cumi-cumi ini termasuk pengurai, memakan larva, hewan crustacea dan zooplankton yang mati mengendap. Bahkan, feses hewan lain pun dimakan.

Menurut Henk-Jan Hoving, peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute di California, diet cumi-cumi yang unik inilah yang memungkinkannya bertahan hidup di lingkungan yang miskin pakan dan oksigen.

Lewat riset, ilmuwan juga mengungkap karakteristik cumi-cumi vampir yang lain. Mulut hewan ini membuka seperti payung hitam, terdiri dari jaring-jaring yang menyerupai lengan gurita dengan penghisap serta organ yang menyerupai jari disebut cirri.

Cumi-cumi vampir juga memiliki lengan yang disebut filamen retraktil yang bisa merentang hingga jarak yang lebih jauh dari cumi-cumi itu sendiri. Lengan ini bisa mengarahkan diri ke jaring-jaring di mulut untuk menghantarkan makanan.

Saat makan, cumi-cumi ini menggunakan kelenjar yang dihasilkan oleh jaringan sekitar penghisap untuk membentuk makanan hingga menyerupai bola. Cirri kemudian menghantarkan makanan ini ke mulut si cumi-cumi.

Publikasi riset ini menyatakan, "Perilaku makan Vampyroteuthis tak seperti cephalopoda lainnya. Ini mengungkap adaptasi unik yang memungkinkan hewan berada di kedalaman dimana oksigen rendah, predator sedikit dan sumber makanan umum bagi cephalopoda sangat jarang."
Sumber :
AFP
Editor :
yunan



sumbalinga

"Saya tidak takut pada orang yang berlatih sekali untuk 10.000 tendangan, tapi saya takut pada orang yang berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali"
Bruce lee