Hasil penelitian yang dirilis 20 Juni 2012 laboratorium Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR) dipimpinDr.Frank Stefani (Stars, Jets and Batteries), menyatakan bahwa sumber energi listrik terbarukan masa depanbisa diproduksi memalui baterai liquid metal yang bersumber dari pancaran kosmik alam semesta.
Penemuan Sumber Energi Listrik Terbarukan Masa Depan
Ketidakstabilan magnetik berperan penting dalam kemunculan lubang hitam yang mengatur kecepatan rotasi bintang dan mempengaruhi perilaku pancaran kosmik. Percobaan di laboratorium Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR), ‘ketidakstabilan Tayler’ berhasil dicapai untuk pertama kalinya yang bekerja sama denganLeibniz Institute for Astrophysics in Potsdam (AIP). Penemuan dapat memfasilitasi pembuatan Baterai Liquid Metal yang sedang dibahas sebagai fasilitas penyimpanan sumber energi listrik terbarukan.
Ketidakstabilan Tayler sedang dibahas oleh para astrofisikawan antara lain, munculnya energi potensial neutron bintang. Menurut teori, Neutron bintang harus memutar jauh lebih cepat dari yang sebenarnya mereka lakukan. Misteri efek pengereman sementara itu dikaitkan dengan pengaruh ketidakstabilan Tayler, yang mengurangi tingkat rotasi dari 1.000 rps turun menjadi sekitar 10 sampai 100 rps. Strukturnya mirip dengan double-helix DNA, sesekali diamati pada pancaran kosmik berupa aliran materi dan berasal dari cakram akresi yang berputar di dekat lubang hitam.
Baterai, Fasilitas Penyimpanan Sumber Energi Listrik
Fenomena elektro magnetik diteliti di laboratorium di Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf, diprediksi melaluiteori RJ Tayler pada tahun 1973. Ketidakstabilan Tayler selalu muncul ketika arus mengalir cukup kuat melalui cairan konduktif listrik. Mulai dari besaran tertentu, interaksi arus dengan medan magnet menciptakan struktur aliran yg berpusar. Sejak keterlibatan magnetik dengan baterai liquid metal, ilmuwan HZDR telah menyadari fakta bahwa fenomena ini dapat dilakukan di bumi. Penggunaan baterai masa depan untuk menyimpan sumber energi listrik terbarukan dan akan lebih rumit daripada yang diperkirakan, karena munculnya ketidakstabilan Tayler selama pengisian dan pemakaian.
Cara Kerja Cairan Baterai Liquid Metal
Dalam konteks prototipe yang lebih kecil, ketidakstabilan Tayler tidak terjadi sama sekali. Tapi baterai liquid metal harus cukup besar untuk membuatnya layak secara ekonomis. Frank Stefani menjelaskan bahwa baterai liquid metal diukur dalam meter persegi yang sepenuhnya mungkin bisa diproduksi dengan mudah. Menuangkan cairan ke dalam wadah besar, kemudian secara independen baterai ini mengatur struktur lapisan sendiri dan dapat diisi ulang sehingga bisa dipakai sesering mungkin. Sistem seperti ini dapat dengan mudah mengatasi beban yang sangat fluktuatif.
Prinsip dasar di balik baterai liquid metal cukup sederhana. Logam cair yang konduktif, mereka langsung sebagai anoda dan katoda. Ketika kita menuangkan dua logam yang sesuai ke dalam sebuah wadah sehingga logam berat di bawah dan logam ringan berada di atas, dan kemudian memisahkan dua logam dengan lapisan garam cair, pengaturan ini menjadi sebuah sel galvanik. Logam memiliki kecenderungan untuk membentuk paduan, tetapi garam cair di tengahnya mencegah reaksi pencampuran langsung. Atom dari satu logam dipaksa untuk melepaskan elektron, ion-ion yang terbentuk berjalan melalui garam cair. Ion ini menerima elektron dan paduan dengan logam kedua. Selama proses pengisian, proses ini dibalik dan paduan ini dipecah menjadi komponen aslinya.
Untuk menghindari ketidakstabilan Tayler dalam baterai besar (hubungan pendek), Stefani menunjukkan sebuah tabung internal melalui arus listrik yang dapat diarahkan sebaliknya. Hal ini memungkinkan kapasitas baterai akan jauh meningkatkan sumber energi listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar