TEMPO.CO, Washington -- Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa dinosaurus punah akibat hujan meteor yang menerjang dekat kawasan Semenanjung Yucatán sekitar 65 juta tahun lalu. Namun, lenyapnya dinosaurus bukanlah satu-satunya kepunahan massal makhluk hidup di Bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan kepunahan massal juga pernah terjadi 200 ribu tahun lalu. Kali ini menewaskan hampir seluruh biota laut. Kepunahan massal itu disebabkan faktor dari dalam Bumi, yakni letusan gunung api di Dataran Tinggi Deccan di India.
Letusan dahsyat gunung api Deccan memuntahkan aerosol yang memenuhi atmosfer Bumi. Muntahan aerosol--partikel halus yang tersuspensi dalam gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan--inilah yang menewaskan banyak organisme laut, terutama invertebrata bercangkang di dasar laut.
"Tampaknya kepunahan tersebut terjadi dalam waktu singkat," kata Thomas S. Tobin, ahli paleontologi di University of Washington, Selasa, 11 September 2012. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology.
Tobin dalam rekan-rekannya mengumpulkan fosil biota laut dari Pulau Seymour di lepas Semenanjung Antartika. Pulau ini menyimpan deposit sedimen tebal yang kaya akan fosil. Mereka bisa memperoleh banyak informasi rinci dari fosil-fosil tersebut.
"Kandungan fosil di Seymour menegaskan pada periode setelah letusan Deccan ada kepunahan massal hewan laut," kata Tobin menjelaskan simpulan observasinya.
Penelitian Tobin menghasilkan data paleontologis yang memberi gambaran spesies penghuni Bumi yang hidup selama rentang waktu geologi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menentukan kapan suatu spesies punah.
Mereka menggunakan magnetostratigraphy, yakni teknik yang memberikan informasi tentang medan magnet bumi dari waktu ke waktu. Teknik ini mampu memetakan kapan fosil suatu biota laut tersimpan dalam lapisan sedimen.
"Kami harap penelitian kami di Pulau Seymour dapat dikonfirmasi di tempat lain, seperti Kutub Utara," Tobin berujar.
NY TIMES | MAHARDIKA SATRIA HADI
Penelitian terbaru menunjukkan kepunahan massal juga pernah terjadi 200 ribu tahun lalu. Kali ini menewaskan hampir seluruh biota laut. Kepunahan massal itu disebabkan faktor dari dalam Bumi, yakni letusan gunung api di Dataran Tinggi Deccan di India.
Letusan dahsyat gunung api Deccan memuntahkan aerosol yang memenuhi atmosfer Bumi. Muntahan aerosol--partikel halus yang tersuspensi dalam gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan--inilah yang menewaskan banyak organisme laut, terutama invertebrata bercangkang di dasar laut.
"Tampaknya kepunahan tersebut terjadi dalam waktu singkat," kata Thomas S. Tobin, ahli paleontologi di University of Washington, Selasa, 11 September 2012. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology.
Tobin dalam rekan-rekannya mengumpulkan fosil biota laut dari Pulau Seymour di lepas Semenanjung Antartika. Pulau ini menyimpan deposit sedimen tebal yang kaya akan fosil. Mereka bisa memperoleh banyak informasi rinci dari fosil-fosil tersebut.
"Kandungan fosil di Seymour menegaskan pada periode setelah letusan Deccan ada kepunahan massal hewan laut," kata Tobin menjelaskan simpulan observasinya.
Penelitian Tobin menghasilkan data paleontologis yang memberi gambaran spesies penghuni Bumi yang hidup selama rentang waktu geologi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menentukan kapan suatu spesies punah.
Mereka menggunakan magnetostratigraphy, yakni teknik yang memberikan informasi tentang medan magnet bumi dari waktu ke waktu. Teknik ini mampu memetakan kapan fosil suatu biota laut tersimpan dalam lapisan sedimen.
"Kami harap penelitian kami di Pulau Seymour dapat dikonfirmasi di tempat lain, seperti Kutub Utara," Tobin berujar.
NY TIMES | MAHARDIKA SATRIA HADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar